Back to blog

Bunuh diri

19 April 2016 - Posted in kesehatan Posted by:

Gejala terakhir dari depresi adalah pikiran bunuh diri. Gejala sebelumnya:
mati rasa
mood depresi
gelisah dan melambat
perubahan berat badan
gangguan tidur
ga berenergi
rasa bersalah dan tidak berharga
susah konsentrasi dan daya ingat menurun

Saya pernah menulis tentang percobaan bunuh diri saya: kenapa saya mencoba mengakhiri hidup. Dalam tulisan ini saya mencoba menggali lebih dalam tentang bunuh diri

Saya mulai dengan statistik. Setiap hari, 3000 orang mati karena bunuh diri. Setiap hari 50000 orang mencoba bunuh diri. Statistik bukan hanya sekedar angka. Angka tersebut menunjukan betapa besarnya masalah bunuh diri ini. Jika dirata-ratakan, satu nyawa hilang setiap 30 detik karena bunuh diri. Hampir setiap detik ada upaya bunuh diri.

Diperkirakan sekitar 90% dari yang bunuh diri ini, terdapat gangguan mental seperti depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, dan gangguan cemas.

Kenapa bunuh diri?
Depresi menimbulkan penderitaan yang luar biasa dan membuat diri seakan terperangkap dalam depresi. Tidak ada jalan keluar. Putus asa dan hilang harapan, selamanya akan seperti ini. Satu-satunya cara adalah mati. Mati akan menghentikan semua penderitaan. Bukan hanya penderitaan diri sendiri, tetapi juga keluarga dan orang-orang terdekat.

Depresi juga menimbulkan mati rasa. Semua orang hidup di dunia ingin mendapatkan kebahagian. Tapi saat depresi, semua itu hilang. Jika tidak bisa lagi merasa, apa gunanya hidup? Hidup tidak ada artinya lagi.

Rasa bersalah dan tidak berharga juga bisa menjadi pemicunya. Dan ini lagi-lagi sering terjadi pada penderita depresi. Saya pernah pula merasakannya. Saya merasa amat bersalah akan segalanya. Segalanya menjadi rusak karena saya. Keberadaan saya bukannya menjadi solusi, tetapi memperburuk segalanya. Saya tidak lagi berharga. Kepergian saya adalah yang terbaik untuk semuanya.

Upaya bunuh diri bisa juga merupakan teriakan minta tolong, tapi tidak tahu bagaimana caranya meminta bantuan. Bisa jadi ringkihan minta tolong sebelumnya diabaikan. Misalnya saat orang menunjukan bahwa dirinya ada masalah, tapi orang malah menyuruh untuk menutup masalah tersebut dan berusaha tersenyum. Upaya bunuh diri bisa menarik perhatian bahwa seseorang butuh bantuan, bahwa masalah yang dihadapi adalah serius, tak tertahankan lagi. Overdosis dan menyayat tangan adalah dua cara yang paling sering dilakukan. Keduanya seringkali tidak fatal, karena sebenarnya pelaku tidak ingin mati. Tapi pelaku tidak tahu lagi bagaimana caranya meminta tolong.

Bagaimana bertahan dari pikiran bunuh diri?
Bunuh diri bukanlah pilihan, ini terjadi pada saat penderitaan melebihi kemampuan diri untuk mengatasinya. Begitulah. Kamu bukan orang yang tidak baik, atau lemah, atau cacat hanya karena kamu punya pikiran bunuh diri. Pikiran bunuh diri pun bukan berarti kamu ingin mati. Ini hanyalah penderitaan yang melebihi batas ambang yang kamu miliki. Seperti mengangkat benda yang berat, kalau beratnya ditambahkan terus pada akhirnya tidak akan sanggup lagi ditahan, meskipun kamu mencoba untuk tetap berdiri. Ini tidak ada kaitannya dengan tidak berusaha.

Jangan hiraukan kicauan orang-orang yang mengatakan penderitaan kamu tidak ada apa-apanya. Setiap orang punya penderitaannya masing-masing yang berbeda. Jika suatu penderitaan dapat ditahan oleh seseorang, bukan berarti orang lain akan tahan.

Saat penderitaan melampaui kemampuan menahan penderitaan, hasilnya adalah pikiran bunuh diri. Ga ada benar atau salah dalam bunuh diri, ini bukanlah kekurangan pada seseorang. Bunuh diri adalah netral. Ini hanyalah ketidakseimbangan antara penderitaan dan kemampuan menghadapinya.

Kamu bisa bertahan dari pikiran bunuh diri dengan dua hal.
1. mengurangi penderitaan kamu
2. meningkatkan kemampuan menghadapi penderitaan

Pertama, banyak orang yang berhasil bertahan dari pikiran bunuh diri. Saya adalah salah satunya. Saya berbulan-bulan lamanya berjuang melawan rasa ingin bunuh diri. Jika saya dan banyak orang lain bisa, artinya siapapun bisa.

Kedua, kalau ada perasaan bunuh diri bukan berarti harus dilakukan saat itu juga. Berikan waktu untuk mempertimbangkan kembali keputusan. Saya bertahan dari pikiran bunuh diri terutama dengan cara ini. Saya berikan waktu sehari sebelum saya melakukannya. Begitu seterusnya. Seringkali, tidak ada jalan yang mudah untuk melewati periode ini. Kita harus bertahan sehari demi sehari sampai pikiran bunuh diri hilang, walaupun tidak tahu buat apa hidup sehari lagi.

Ketiga, akan ada banyak orang yang bereaksi negatif terhadap pikiran bunuh diri kamu. Mereka hanyalah takut, atau marah. Mereka ini hanya akan menambah derita kamu. Mereka akan mencoba menolong, tetapi perkataan mereka akan membuat kamu merasa lebih buruk. Kamu harus mengerti, reaksi mereka adalah karena ketakukan, mereka tidak bereaksi tentang kamu. Itu hanyalah ketakukan mereka.

Keempat, berbicaralah dengan teman atau keluarga. Pilih seseorang yang mau mendengarkan tanpi memberikan judgement, tanpa menilai kamu, ataupun berkata balik. Luapkan semua penderitaan. Berbagi cerita dapat menjadi cara untuk mengurangi beban. Saya sering melakukannya. Saat saya suicidal, saya memberi tahu teman saya, yang kemudian mengajak saya berbicara.

Kelima, jika perasaan bunuh diri ini diakibatkan karena depresi atau gangguan jiwa yang lain maka ini adalah kabar baik. Karena depresi dan gangguan jiwa yang lain dapat diobati. Akan membutuhkan waktu beberapa lama sebelum efeknya dirasakan, tapi banyak sekali yang menunjukan perbaikan dengan terapi. Jadi, pergilah ke psikiater. Jangan psikolog, saat kamu punya perasaan bunuh diri, datang ke psikiater. Kalau kamu tidak yakain akan bisa menahan bunuh diri, ijinkan diri dirawat di rumah sakit.

Keenam, lari. Saya pernah menuliskannya: persamaan lari dan depresi. Bertahan dari pikiran bunuh diri sama dengan melangkah sekali lagi saat tubuh sudah sangat lelah. Tetapi, tubuh kita sebenarnya bisa melangkah sekali lagi, sekali lagi, dan sekali lagi, sampai garis finish. Sama halnya dengan bunuh diri, kita berasa tidak bisa bertahan satu hari lagi. Tapi, coba paksakan. Ternyata kita bisa bertahan satu hari. Terus lakukan setiap hari. Suatu saat, penderitaan ini akan hilang.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *