Back to blog

Rehat

22 September 2017 - Posted in depresi Posted by:

Aksi kampanye dalam rangka Hari Pencegahan Bunuh Diri Sedunia akhirnya terlaksana. Hari Minggu lalu saya duduk sendiri di area Car Free Day Jakarta (CFD) dari pukul 6-9 pagi.

Awalnya saya kaget dan cemas karena di area yang sudah saya rencanakan ternyata ada kegiatan lari dari Bank Mandiri. Titik duduk saya pun ditempati motor milik DLLAJ. Posisi duduk saya akhirnya harus mundur sekitar 20 meter. Sayang, karena titik awalnya sudah sangat strategis. Saya menunggu teman yang akan bantu mendokumentasikan kegiatan ini dahulu, sebelum akhirnya menyiapkan banner dan kemudian duduk disana sendiri.

Butuh waktu sekitar 20 menitan sampai akhirnya ada yang menyapa sambil lari. “Good job“, itu ucapnya. Dalam 3 jam itu kurang lebih ada 10 yang berinteraksi dengan saya. Ini seperti konfirmasi atas keyakinan saya bahwa orang yang peduli sebetulnya ada.

Lalu apa hasil dari kampanye yang lalu?
Saya menggunakan dua alat ukur. Yang pertama adalah statistik pengunjung blog saya. Yang kedua adalah kontak baru.

Dalam seminggu terakhir ada hampir 2000 pengunjung blog saya, naik dari rata-rata biasanya sekitar 300 pengunjung. 70% diantara pengunjung itu adalah baru kali ini, atau sekitar 1400. Saya mengetahui ini hasil dari kampanye karena persentase “direct traffic” naik menjadi 53% atau mayoritas. Direct traffic adalah pengunjung yang menuliskan langsung alamat blog saya di web browser. Memang bisa jadi ini adalah pengunjung lama yang menjadi pembaca rutin, tapi kalau dilihat rata-rata sebelumnya hanya 38%, maka saya cukup yakin ini gara-gara aksi saya saat CFD.

7 hari terakhir

Pengunjung yang dari google pun agak berbeda di satu mingggu terakhir. Ada kata kunci baru yang sangat spesifik seperti “endri depresi” dan “endri blog”. Pasti karena aksi di CFD.

Dari hampir 2000 pengunjung itu, 50 orang memutuskan untuk menghubungi saya lewat fb dan whatsapp.

Walaupun traffic blog saya naik, tapi tidak sebesar saat saya menulis artikel tentang depresi pelajar Indonesia di luar negeri Agustus lalu.

Saya puas dengan hasil kampanye saya. Banyak hal yang bisa diperbaiki untuk kampanye berikutnya. Mungkin bulan depan.

 

———————
Catatan tambahan
Saya sudah merencanakan ini sejak April lalu. Singkatnya saat Hari Kesehatan Dunia (temanya Depresi) para dokter Spesialis Kesehatan Jiwa di Bandung melakukan aksi kampanye di Bandung saat CFD. Saya mendapatkan informasi ini dari teman saya yang juga ketua ikatan alumni. Saya memutuskan untuk ikut serta dengan baju bertuliskan “Suicide survivor“. Tapi kegiatan kampanye menurut saya ga berhasil, salah kaprah, dan saya jadi obyek foto bagi para SpKJ beserta residennya. “Wah, bagus ini. Ayo foto”, tanpa ada usaha untuk ngobrol dengan saya seolah-olah saya patung dan patung itu “instagrammable banget“. Sangat disayangkan kejadian itu justru dilakukan para SpKJ dan yang sedang belajar menjadi SpKJ. Tapi amburadulnya kampanye ini menimbulkan ide untuk kampanye minggu lalu.

Walaupun direncakan sejak April, tapi baru terlaksana minggu lalu. Selain saya sibuk dengan pekerjaan yang membuat saya sangat jarang ada di Jakarta, saya juga sangat takut dengan kegiatan kampanye ini.

Duduk sendiri di CFD dengan poster besar seperti dalam foto. Betul-betul ga kebayang. Beberapa kali saya tentukan tanggal, selalu ga jadi. Saat akhirnya minggu lalu jadi, sebelumnya saya amat ketakutan. Sangat. Perut saya sangat mual. Keringet dingin. Ga bisa tidur. Malam sebelum kampanye, saya baru bisa tidur sekitar jam 2 dan sudah terbangun jam 4.

Banyak imajinasi dalam kepala. Bagaimana kalau gagal? Semua mata yang akan memandang. Tersebar dimana-mana. Bagaimana kalau berhasil, sangat berhasil? Apakah saya punya kemampuan untuk membalas semua pesan yang masuk? Bagaimana kalau diusir dari area CFD karena dianggap menghalangi jalan? Bagaimana kalau kantor menegur saya? Dan puluhan kecemasan lainnya.

Untuk seorang “geek” atau kutu buku seperti saya, ini seperti mission impossible.

Saat saya akhirnya duduk di CFD minggu lalu, luar biasa semua kekhawatiran itu hilang. Saya bisa membalas dengan senyum saat ribuan tatapan orang yang lewat sambil berlari dan senyum. Sebagian saya dengar mentertawakan. Tapi, saat itu saya merasa damai. Ga seberapa dibanding setahun hidup dengan depresi. Saya siap untuk kampanye berikutnya.

Walaupun begitu. Saya mulai besok akan rehat dulu dari semua aktifitas di media sosial. Ini termasuk fb, whatsapp, blog, instagram, dll. Melakukan yang saya lakukan minggu lalu betul-betul menyedot energi saya. Baru kali pertama kalinya saya melakukan hal seperti ini. Saya masih ga percaya itu sudah terjadi. Yang kedua, saya merasa respon saya saat orang-orang menghubungi saya tidak lagi seperti dulu. Saya merasa saya menjadi datar, tidak lagi menjadi pendengar yang baik. Dulu saya bisa sampai berteman baik dan dekat. Kini jangankan jadi teman, chat di whatsapp menjadi tanpa perasaan.

Mungkin saya bosan. Mungkin saya memang perlu rehat. Mungkin karena beban pekerjaan yang memang sangat sibuk saat ini. Apapun itu, saya memutuskan pause dulu dan fokus di pekerjaan saya. Email dan chat kamu di fb dan whatsapp baru akan saya balas kalau saya sudah siap lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *