Back to blog

Cireng

17 May 2020 - Posted in kesehatan Posted by:

Blog saya sepi ya selama setahun terakhir. Iya, saya memang istirahat dulu dari dunia blog dan kampanye kesehatan mental setahun terakhir. Alasan utamanya untuk fokus latihan IronMan. Event olahraga triathlon 3.8 km renang, 180.25 km sepeda, dan 42.195 km lari. Saya sudah mendaftar untuk IronMan Copenhagen tanggal 16 Agustus 2020.

Sebelum menjalani latihan IronMan ini, saya mencari banyak referensi terlebih dahulu. Semua yang saya baca mengerucut pada satu kesimpulan: bahwa latihan ini akan sangat menyiksa.

Paruh kedua 2019 dilalui dengan banyak masalah pribadi, jadi latihan pun banyak terbengkalai. Latihan baru mulai terstruktur dengan baik tahun ini. Sudah 16 minggu berlalu, dari program 28 minggu yang saya ambil. Sudah lebih dari setengah jalan. Sangat menyiksa? Kurang pas! Lebih tepatnya: “dasar dudulz, udah tau bakal begitu, masih aja dijalanin”.

Ga ada hari tanpa berasa cape, apalagi sebelum pandemi, saat masih ngantor dan kerja lapangan. Cape dobel-dobel, karena latihan bisa sampai 18 jam per minggu.

Porsi makan saya sekarang 2-3 kali lipat orang normal. Itu sendiri bikin cape, tiada saat tanpa ngunyah. Sekitar 3500-5000 kcal dan 3-8 liter air minum tiap harinya. Waktu di Papua Maret lalu, bude warung makan langganan awalnya kaget ni orang tinggi kurus (173 cm, 60 kg) tapi makannya kaya kesurupan. Walaupun setelah sering makan disana, bude malah yang otomatis menyajikan semua makanan yang dia masak. Saat orang lain makan pasta 60 gram, saya bisa sampai 200 gram. Ga jarang satu kali makan langsung 2000 kcal. Makan segitu banyak, berat badan saya cenderung stabil. Kadang naik, kadang turun.

Ada aspek psikologis juga yang tersedot. Up and down secara berkala. Terutama kalau ada sesi latihan yang ga dilaksanakan atau ga selesai. Bisa karena secara fisik emang cape banget, atau karena badan bener-bener ga mau bergerak. Maunya rebahan aja sambil ngerasain otot yang cenat-cenut. Seperti reaksi berantai, cape fisik -> mental breakdown -> ga latihan atau ga selesai -> super mental breakdown. Ini pas lagi nulis blog ini sebetulnya lagi menunda-nunda sesi latihan sepeda selama 4.5 jam. Lakukan, ga, eksekusi, skip, hajar, rebahan.

Begitu cape nya, saya berhenti menggunakan sepeda untuk ke kantor sejak Januari. Ga sanggup. Padahal naik bis juga sebetulnya sama aja. Harus jalan ke halte nunggu bis yang ga tentu, kadang harus lari ngejar bis, stress kalau kejebak macet, turun dari bis masih harus jalan kaki. Sejak pandemi kembali naik sepeda sih, karena lebih aman. Tapi, sekarang cenderung punya banyak waktu lebih untuk istirahat karena kerjaan ga banyak.

Masa latihan masih 12 minggu lagi, alias 3 bulan. Latihan makin berat dan makin lama. Akses ke kolam renang sudah ga memungkinkan karena pandemi, tapi tetep berasa cape karena intensitas latihan masuk ke fase “penyiksaan”. Ga kebayang kalau masih ditambah latihan renang. Lari sempat hibernasi 1 bulan karena takut dengan kewajiban menggunakan masker. Sebulan ga lari, sekarang berasa balik ke awal. Kemajuan yang udah dibuat sejak Januari hilang deh.

Dampak lain sebagai tambahan dari cape adalah antisosial. Maunya habis kerja langsung pulang, istirahat sebelum sesi latihan sore. Habis itu diem ga kemana-mana. Begitu pula akhir pekan, maunya istirahat aja. Termasuk di kehidupan digital. Suka males buka medsos, suka males baca dan bales pesan yang masuk, males update blog. Istirahat, istirahat, istirahat. Bahkan pola masak saya juga berubah. Masaknya jadi yang gampang-gampang aja, asal banyak.

Sanggup kah lanjut sampai akhir? Ya mencoba menjalani aja hari demi hari, mirip seperti saat bertahan dari godaan bunuh diri semalam demi semalam. Kenapa tetep dijalani padahal event IronMan ditunda hingga tahun depan? Selain karena butuh suatu rutinitas di tengah lockdown pandemi ini, ada juga “that feeling”. Ketika berhasil menyelesaikan satu sesi latihan dengan baik. Seperti baru dapet beasiswa. Seperti baru jadian. Seperti reaksi kimia saat lagi ngunyah cireng.

Rencana saat ini akan tetep melangsungkan IronMan mandiri 16 Agustus nanti, meski kemungkinan tanpa sesi berenang. Bagaimana setelah itu? Mungkin break dulu beberapa minggu sambil memikirkan opsi saya untuk IronMan Copenhagen 2021.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *