Baiklah, satu hal yang saya janjikan sejak lama. Bagaimana menolong orang yang menderita depresi? Bagian pertama mengenai mencegah bunuh diri telah saya tulis sebelumnya Mencegah bunuh diri. Saya paham, seringkali susah untuk menemukan kata-kata yang tepat untuk disampaikan kepada penderita depresi. Khawatir malah jadi marah atau menyakiti. Sulit untuk mau bertanya apa, atau bagaimana caranya memberi dukungan moral.
1. Please don’t judge us.
Ini yang pertama dan paling penting. Terkesan mudah, tapi ternyata banyak orang ga bisa menahan diri untuk memberikan penilaian. Contohnya:
– “mungkin kebanyakan gaul ama gadget”
– “jangan berlebihan ah, semua orang juga punya masalah”
– “mungkin kurang iman, harus banyak-banyak bersyukur”
– “kurang bersyukur, ada banyak orang yang jauh lebih buruk kondisinya dibanding kamu”
Kenapa ini yang pertama? Karena ketika kami dinilai seperti itu, kami akan berhenti mencoba berbicara dengan kamu. Kami akan menyembunyikan depresi kami. Kami akan mengurung diri. Kami akan berpura-pura segala-galanya baik-baik saja. Risiko utamanya kalau ini sudah terjadi adalah kami tetap diam ketika punya pikiran bunuh diri. Kami ga akan memberitahu kamu. Buat apa toh?
Depresi itu susah untuk diatasi dan dikendalikan. Penderita depresi pun sebenarnya menyalahkan diri sendiri karena terjatuh kedalam depresi. Sulit untuk hidup dengan depresi pada saat banyak orang tidak menganggap depresi adalah kelainan medis. Saya sudah berhenti menghitung berapa kali teman saya menilai saya dan mengkritisi saya. Untungnya saya sudah belajar mengatasinya dari psikiater saya. Kalau tidak, saat ini saya semakin mengurung diri.
2. Sebuah pelukan
Ga usah berpanjang kata, ga usah berbusa memberikan saran, berikan saja pelukan. A big hug. Terutama kalau kamu bingung mau bilang apa. Simpel, tapi sangat berarti. Di Swedia sudah biasa berpelukan, bahkan sesama lelakipun. Tapi di Indonesia tabu. Sehingga ketika teman saya memeluk saya setelah saya bercerita tentang depresi saya rasanya amat lega. Berasa segenap masalah saya untuk sementara hilang.
3. Menjadi pendengar yang baik.
Seringkali kami hanya ingin cerita kami didengarkan saja, tanpa dinilai. Menjadi pendengar yang baik jauh lebih penting daripada memberi saran. Tidak perlu berusaha “memperbaiki” penderita depresi. Dorong kami untuk bercerita sebanyak-banyaknya. Depresi membuat saya takut menceritakan tentang depresi saya, karena terkesan lemah. Oleh karena itu, kembali lagi ke poin pertama. Don’t judge! Bagaimana contoh kalimat yang tanpa men-“judge”?
– “Endri, kayaknya belakangan ini kamu berubah. Aku ingin tahu kabarmu”
– “Belakangan ini aku sering memikirkan kamu, apakah kamu baik-baik saja?”
– “sejak kapan kamu merasa seperti itu?”
– “Apa ada sesuatu yang terjadi sehingga kamu seperti ini?”
– “aku mungkin ga akan betul-betul mengerti, tapi aku ingin mendengarnya”
Buat situasi senyaman mungkin agar dia bercerita sebanyak-banyaknya. Mungkin kamu ga bisa menawarkan solusi atas permasalahannya, tapi hanya dengan mendengar saja sudah sangat membantu. Sambil mendengarkan dengan baik, kenali tanda-tanda bunuh diri yang saya jabarkan dalam tulisan saya sebelumnya Mencegah bunuh diri.
4. Beri semangat
Depresi membuat seseorang merasa hidup tidak ada artinya lagi. Hopeless. Sering-seringlah menyemangati seseorang. Bantu penderita depresi untuk percaya bahwa dia mampu mengatasi depresinya. Beri semangat positif untuk setiap kemajuan yang dibuat, sekecil apapun. Saya ingat teman saya memuji saya karena saya sanggup berlari lebih jauh 10 meter dibanding minggu sebelumnya, hehe. Dan ingatkan bahwa dia berarti dalam hidup kamu. Misalnya.
– “kamu punya arti dalam hidupku, kehadiran kamu sangat berarti”
– “ketika kamu ingin menyerah, katakan pada dirimu kamu akan bertahan satu hari lagi, jam, atau menit–yang penting kamu coba”
5. Dorong penderita depresi untuk mencari pertolongan
Bagaimanapun juga depresi adalah sebuah kondisi medis yang membutuhkan penanganan khusus. Sehingga dukungan moral saja mungkin tidak cukup. Ini penting agar kamu ga frustasi saat kami tidak menunjukan perbaikan walaupun kamu sudah berusaha sekuat tenaga. Memang banyak juga yang membaik tanpa bantuan psikiater/psikolog. Tapi tidak ada salahnya menyarankan seseorang untuk menemui psikiater/psikolog, terutama jika dirasa depresinya sangat berat atau ada kecenderungan bunuh diri. Seseorang juga bisa saja ga menyadari dirinya menderita depresi. Penderita depresi tidak langsung dapat merasakan perubahan setelah diterapi oleh psikiater. Pada masa seperti itu, yakinkan untuk terus menjalani terapi.
6. Ditemani
Depresi membuat seseorang merasa sendirian, kesepian, tidak punya teman, juga takut dijauhi teman-teman. Maka bantuan yang tepat adalah dengan menemani. Temani saja semua kegiatannya. Depresi membuat seseorang akan mengisolasi dirinya sendiri. Jika seperti itu, bersikaplah proaktif. Ajak ikut kegiatan kamu. Karena seseorang yang depresi juga kebingungan apa yang harus dilakukan untuk menjalani hari. Tapi harus sabar, ga akan langsung diiyakan karena depresi juga membuat seseorang kehilangan minat akan semuanya. Tapi teruslah mengajak. Kalau perlu, datangi langsung. Temani di rumahnya.
– “kamu ga sendirian, aku ada untukmu”
– “aku mungkin ga betul-betul mengerti kondisi kamu, tapi aku peduli dan mau membantu, mari ikutan nongkrong di kafe”
– “nonton film yu”
– “aku temenin ke psikiater mau ga?”
– “ketika semua ini berakhir, aku akan tetap ada untuk kamu”
– “aku ga akan pernah meninggalkan kamu”
7. Fokus pada perubahan-perubahan kecil
Jangan berharap melihat perubahan besar dalam waktu singkat. Bantu penderita depresi untuk berubah secara perlahan. Seorang penderita depresi mungkin berkata “Buat apa? Kenapa saya harus bangun dari kasur saya?”. Hanya bangun dari tempat tidur saja butuh banyak perjuangan. Saya masih ingat saat saya menghabiskan hari demi hari di atas tempat tidur. Tidak mandi, tidak keluar kamar, tidak melakukan aktivitas apapun selain makan, itupun terkadang disuapi. Jadi harus sabar da fokus ke hal-hal kecil. Misalnya keluar kamar, makan teratur, mandi, ganti baju. Mulai dari hal-hal kecil seperti itu. Terus semangati setiap terjadi perubahan sekecil apapun. Ingatkan bahwa sudah ada kemajuan, walaupun hanya sekedar bangun dari tempat tidur.
8. Memperkaya pengetahuan akan depresi
Berbagai kondisi membutuhkan bantuan yang berbeda. Anak yang autis misalnya, mereka tidak suka dipeluk. Mereka malah bisa mengamuk jika dipeluk. Depresi juga unik. Kelainan mental yang lain juga punya keunikan tersendiri seperti kepribadian ganda, bipolar, cemas, dan lain-lain. Jadi, belajarlah sebanyak-banyaknya tentang depresi. Saat ini mendapatkan informasi cukup dengan modal internet. Tapi harus bisa menilai juga apakah artikel yang sedang dibaca ngawur atau tidak. Usahakan membaca artikel yang dimuat di website tertentu, misalkan website khusus kesehatan jiwa. Atau membeli dan membaca buku tentang depresi.
9. merawat diri sendiri
Jangan sampai kehabisan tenaga membantu orang yang depresi. Menolong juga butuh kesabaran, apalagi kami seringkali hanya menunjukan perbaikan secara perlahan. Tidak jarang, malah mengalami kemunduran. Jadi jangan lupakan merawat diri sendiri. Kalau dirasa kamu juga mulai merasa stress, cari bantuan. Jangan sampai kamu juga jatuh kedalam depresi.
—————————————————
Terimakasih untuk teman-teman saya, yang telah mengatasi depresinya, yang berbagi ceritanya dengan saya. Ini saya tulis untuk mewakili kita semua. Love
5 Comments
Lusi 8 years ago
Thank you..
Email 7 years ago
Pagi mas Endri, boleh saya minta emailnya? Saya ingin sharing saja mengenai depresi. Thanks
endri 7 years ago
Saya sudah kirim email ke kamu. Diterima ga? Email saya myself@liquidkermit.net
Lala 7 years ago
harus sabar dan harus kuat punya teman yg depresi, kalau bukan kita yg menolong siapa lagi, mereka butuh teman baik, “cobalah mengerti dan mendengar bahkan disaat mereka gak bersuara” kata seorang teman yg sy ajak berdiskusi ttg bgaimana memperlakukan teman yg depresi, makasih infonya, sy akan coba, sy sudah kangen berat sm teman sy yg dulu, smga dia bisa segera pulih.