Sulitnya penderita depresi dan gangguan mental lainnya untuk mencari pertolongan bisa tergambar dari bagaimana orang-orang menghubungi saya untuk pertama kalinya. Ada prosesnya. Tidak sekedar membaca blog saya atau membaca status fb saya kemudian langsung tiba-tiba menghubungi saya. Sebetulnya bisa digambarkan dengan beberapa teori perubahan perilaku seperti transtheorical model, health-belief model, atau socioecological model. Tapi blog saya terlalu ringan untuk membahas teori-teori itu. Saya akan coba gambarkan dengan sederhana.
Ada tiga kelompok orang yang menghubungi saya.
1. teman
2. teman dari teman
3. tidak saya kenal
Teman biasanya lebih banyak terpapar dengan racauan saya tentang depresi di fb karena saya sangat sering menulis tentang depresi dan kesehatan mental, diluar artikel yang saya tulis di blog saya. Tautan ke artikel website lain, video, gambar, snapshot, infographic, dll.
Teman dari teman menghubungi saya berkat bantuan teman yang menghubungkan saya dengan temannya. Saya merasa tersanjung ketika teman-teman saya merekomendasikan saya ke teman-teman mereka. Artinya saya bisa dipercaya. Bahwa saya tidak dianggap hanya sekedar mencari perhatian di fb, karena banyak penderita gangguan mental dianggap cari perhatian dan lebay. Ada perbedaan antara kelompok ini dengan teman-teman saya, karena di kelompok ini mereka mendapat dorongan dari teman saya. Artinya kondisinya sudah bukan rahasia lagi, setidaknya bagi teman saya. Dan artinya juga dia tidak sendirian, walaupun mungkin dukungan yang didapat dari teman saya dan teman lainnya masih terbatas.
Orang yang tidak saya kenal menemukan blog saya karena nyasar atau kata pencarian tertentu di google. Jadi kelompok ini agak berbeda karena mereka artinya proaktif mencari. Berada satu fase diatas teman dan teman dari teman yang mungkin masih di tahap diam. Kelompok ini sedang mencari tahu apa yang salah dengan mereka dan apa yang bisa dilakukan untuk merubahnya.
Tetapi menariknya, banyak dari ketiga kelompok ini punya proses menghubungi saya untuk pertama kalinya yang sama.
Awalnya semuanya dalam mode observasi. Mengikuti status saya di fb, mengikuti blog saya sebagai silent reader. Setelah beberapa lama mulai me-“like” status saya (temen), meng-“add” saya di fb (teman dari teman dan tidak saya kenal) untuk kemudian like status fb saya. Mereka melakukannya berkali-kali selama beberapa minggu sampai bulan. Setelah itu akhirnya barulah mengirimkan pesan kepada saya melalui fb ataupun whatsapp.
Dalam pesan itu tidak selalu jelas maksudnya. Ada yang bilang cuma meninggalkan jejak saja, kapan-kapan mau ngobrol. Tapi hampir semua akhirnya mengakui telah mengikuti blog dan status saya selama beberapa lama.
Ada yang hanya berkomunikasi selama beberapa kali saja. Pada umumnya adalah mereka yang hanya berterima kasih kepada saya karena saya telah menulis tentang depresi. Bahwa mereka merasa tidak sendiri.
Banyak yang akhirnya menjadikan saya teman ngobrol. Beberapa sampai cukup akrab dengan saya. Sering berkomunikasi, bertemu, bahkan hang out bersama.
Tapi masih jauh lebih banyak lagi yang masih menjadi silent observer. Banyak di fb yang tidak saya kenal. Mungkin menunggu punya alasan untuk menghubungi saya. Entahlah.
Yang pasti, untuk hanya sekedar menghubungi saya saja membutuhkan waktu yang tidak sebentar dan melalui proses yang panjang. Apalagi kalau kita membicarakan proses mencari bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater.
Ini, bagi saya, adalah sesuatu yang menarik untuk ditelusuri lebih lanjut. Sebagai penelitian. Dengan tujuan utama memahami proses pengambilan keputusan bagi para penderita gangguan mental. Untuk kemudian memunculkan inovasi baru menghadi proses yang panjang ini.
3 Comments
Arun 8 years ago
Halo mas Endri, salam kenal. Saya Arun, juga penderita depresi. Mau tanya, di Indonesia ada online depression support group/self-help group gak ya mas? Tks
endri 8 years ago
setau saya belum ada. baru ada untuk bipolar dan skizofrenia
Marina 8 years ago
Ada Into the Light, Arun. Instagramnya: itlid