Back to blog

Blog depresi yang saya baca

3 November 2015 - Posted in depresi Posted by:

Selain artikel ilmiah tentang depresi, saya juga mulai sering membaca blog-blog tentang depresi dan kesehatan jiwa. Sayangnya tidak ada satupun yang berbahasa Indonesia. Semua artikel tentang depresi isinya sangat umum dan bukan ditulis oleh orang yang mengerti atau pernah menderita depresi sehingga seringkali isinya salah kaprah.

Depression marathon
http://depressionmarathon.blogspot.co.id/
Ditulis oleh seseorang yang telah menderita selama empat belas tahun terakhir. Dia punya hobi lari sehingga blognya dinamai depression marathon karena terinspirasi dari hobbynya. Etta sudah menulis sejak 2008 sehingga koleksi tulisannya sudah amat banyak. Isi blognya berisi diary harian, sehingga isinya tidak melulu mengisahkan perjuangan melawan depresi. Menurut halaman profilnya, dia mulai menulis tentang depresi dengan harapan bisa mengurangi stigma terhadap depresi dan meningkatkan pemahaman orang umum mengenai depresi. Saya suka isinya, jujur apa adanya tentang kondisinya.

Therese Borchard
http://thereseborchard.com/
Yang ini memang penulis. Selain di blog pribadinya, tulisannya bisa ditemukan di website EverydayHealth.com, PsychCentral.com, Yahoo, CNN, The Huffington Post, dan masih banyak lagi. Therese sudah seringkali diliput oleh berbagai media internasional juga dan dimasukan kedalam 10 orang paling berpengaruh di komunitas online depresi. Therese mendirikan Beyond Blue Foundation untuk memberikan bantuan kepada penderita gangguan jiwa. Isi tulisan Therese tidak terbatas pada diary, tapi kebanyakan membahas berbagai karakteristik spesifik dari depresi. Tidak jarang juga tulisannya untuk memberikan inspirasi, ulasan buku, dan lain-lain. Kalau harus merekomendasikan blog tentang depresi, maka saya akan merekomendasikan blog Therese. Enak untuk dibaca dan apa yang ditulis sangat relevan dengan depresi. Setiap membaca blog Therese, saya selalu mendapat kesan “ah, saya juga ngerasain kaya gitu”.

Elzbieta Pettingill
http://thegiftofdepression.blogspot.gr/
Elzbieta menderita depresi selama puluhan tahun. Pernah berupaya bunuh diri berkali-kali tapi selalu terselamatkan. Awalnya menulis tentang depresi untuk penderita depresi lainnya. Tapi isinya berubah, kini isinya relevan untuk dibaca masyarakat umum. Yang saya suka dari Elz dia menulis dengan sangat detil tentang pengalaman depresinya. Misalnya bagaimana dia mencoba bunuh diri lalu dibawa ke unit gawat darurat rumah sakit, dan diselamatkan. Kini Elz juga berprofesi sebagai model dan telah menulis sebuah buku, “Life Realized”. Saya belum membaca bukunya.

Bill White
http://chipur.com/
Satu diantara sedikit blog tentang depresi yang ditulis oleh laki-laki. Entah kenapa sebagian besar blog tentang depresi ditulis oleh perempuan. Laki-laki mungkin merasa malu mengakui depresi, sehingga menyembunyikannya, karena dirasa tidak jantan. Blog Bill tidak sekedar pengalaman pribadinya, tetapi berisi juga berita seputar kesehatan jiwa. Bill juga menawarkan konseling online melalui blognya.

Lauren Hale
http://www.mypostpartumvoice.com/
Sesuai dengan nama blognya, isinya berkisah tentang perjuangan seorang ibu. Lauren menderita post-partum depression (PPD) atau sering juga disebut “baby blues”. Tiga orang yang saya kenal juga mengalami hal yang sama, baby blues. Ibu saya sendiri pernah mengalaminya juga. Lauren mulai menulis sejak 2007 jadi tulisannya juga sudah amat banyak. Walaupun ditulis oleh penderita PPD untuk ibu pada umumnya, tapi saya senang juga membaca blog ini. Menjadi ibu (dan ayah) itu berat, penuh tanggung jawab.

Fiona
http://sunnyspellsandscatteredshowers.org
Fiona baru menulis sejak 2013 setelah menderita depresi berat yang membutuhkan perawatan selama lima minggu di rumah sakit. Fiona tidak saja menderita depresi tetapi juga borderline personality disorder (BPD). Fiona mengisahkan blognya sebagai perubahan besar karena sebelumnya tidak pernah membicarakan depresi kepada siapapun. Sebelumnya Fiona (dan penderita depresi pada umumnya) berusaha meyakinkan diri bahwa tidak ada yang salah dengan dirinya.

Jenny Lawson
http://thebloggess.com/
Seorang teman yang pernah menderita depresi merekomendasikan blog Jenny. Blog Jenny ternyata sangat populer, pernah memenagkan penghargaan. Salah satu bukunya (Let’s Pretend This Never Happened: A Mostly True Memoir) merupakan New York Times’ Bestseller. Saya sekarang sedang membaca bukunya, dan saya menyukainya. Jenny cukup aktif di twitter dan instagram dengan nickname TheBloggess. Blog Jenny seringkali disertai humor. Semacam komedian yang dengan guyonan tentang depresi. Ada satu kalimat Jenny yang disukai teman saya, “Depresi berbohong”.

Itulah beberapa blog tentang depresi yang sering saya baca. Sayangnya belum ada yang berbahasa Indonesia. Mungkin para penderita depresi di Indonesia masih takut menampakan dirinya, mungkin ada kaitannya dengan stigma kesehatan mental yang masih kuat di Indonesia. Blog saya sepertinya salah satu (jika bukan) yang pertama. Kamu punya referensi blog yang lainnya?

——————————-

Update 9 November 2015:

Saya menemukan dua blog tentang depresi dalam bahasa Indonesia.

Anindyaloka

Coffee break: Battling Depression

Pertama kalinya saya membaca blog Anindyaloka karena yang bersangkutan memberikan komentar di blog saya. Tapi selang beberapa hari kemudian blognya menghilang, seperti ada sesuatu yang rusak di website nya. Sekarang websitenya sudah berjalan kembali. Blog ini sudah ditulis sejak 2012, tetapi tidak sekedar berisi tentang depresi. Lebih kepada blog umum yang salah satu isinya adalah tentang perjuangan melawan depresi.

Hanna Maria Boone

Mirip dengan Anindyaloka, Hanna juga memberikan komentar di artikel saya yang dimuat di website get-happy. Saya kemudian berusaha mencari blog Hanna. Saya berhasil menemukannya tetapi sepertinya Hanna hanya menulis selama beberapa saat saja, di periode Januari-Februari 2014. Tidak ada postingan baru.
—————
Jadi ternyata ada blog tentang depresi dalam bahasa Indonesia. Walau saat ini hanya menemukan dua, satu diantaranya sudah tidak aktif. Mungkin masih ada blog lain yang belum saya temukan.

5 Comments

Taslim Subang 8 years ago

terimakasih, saya juga merasa hidup ini tidak berguna. saya depresi.

Reply

Taslim Subang 8 years ago

SEDIKIT INFO : ada buku yang sangat menarik, judulnya TERAPI BERFIKIR POSITIF karya Ibrahim Elfiky dari penerbit Zaman. Banyak yang bisa diterapkan dari buku ini. mungkin sobat pengunjung blog ini tertarik membacanya.

Reply

Shadow Beta 7 years ago

http://jivelord.weebly.com/blog/trigger-warning-suicide-and-depression

Izin nambah referensi kang ?

Reply

Shadow Beta 7 years ago

Dan ini juga bahasa indonesia kang
https://jiwayangpergi.com/tag/depresi/

Reply

Anonym 6 years ago

I don’t know whether you read this or not.
I cred and cried when I read each story about you and your depression.

Sy sering merasa hampa pada masa SD dan SMP.
Sy merasa terkekang di rumah, ditindas dan dijauhi teman di sekolah.

Tapi saat itu sy mampu bertahan entah bagaimana.
Mungkin saat itu saya berusaha memfokuskan diri untuk belajar.

Tiba di SMA sy merasa lbh baik. Sy memiliki teman yg bisa saya ajak bicara dan berdiskusi. Perasaan hampa yg sy rasakan jauh berkurang.

Kemudian, perasaan ini kembali lg ketika sy akan memasuki bangku perkuliahan.

Sy dan orgtua bertentangan akan jurusan dan kampus utk pendaftaran sy.

Singkatnya, sy sudah lelah dg segala cekcok di rmh shg sy manut dg titah orgtua.

Smt 1-3 perkuliahan sy lewati dg cukup baik. Sy aktif di berbagai kegiatan kampus.

Saat smt 4 perasaan hampa sy kembali lg. Sy merasa sy makin sulit menyerap materi kuliah. Mati2an sy belajar tdk menghasilkan sesuatu yg memuaskan saya.

Sy mulai takut dg masa depan. Bgmn dg semester ke atasnya?

Hal ini berlanjut terus. Sy sulit menyerap materi kuliah, performansi sy dlm kelompok menurun, bahkan sempat mengacaukan tugas kelompok.

Di akhir smt 5 saya ingin mengajukan cuti kuliah dan magang utk menenangkan pikiran saya. Tp hal sb kembali ditolak oleh orgtua di rumah dan meminta sy utk segera menyelesaikan perkuliahan.

Akhirnya sy manut lg.

Selanjutnya sy semakin menarik diri dr lingkungan, menjauhkn diri dr temen2 di kampus. Hanya berkomunikasi kalau ada urusan tugas atau organisasi. Makin sering mengurung diri di kamar.

Hampa sekali hari2 yg sy jalani. Mulai muncul perasaan ingin mati, ingin menghilang saja. Setiap kali naik kendaraan rasanya ingin megalami kecelakaan.

Sampai pd saatnya kerja praktik, sy tidak bisa menyelesaikannya dengan baik sehingga urusan ini baru selesai 1 tahun kemudian.

Akhirnya saya pun tdk bisa lulus 4 thn.

Akan tetapi, saya semakin merasa hampa.
Sy merasa tdk ada gunanya lagi.

Sy hanya menyusahkan org2 di sekitar sy krn sy sulit dihubungi dan sulit untuk berkomunikasi.

Sy berusaha mengerjakan kewajiban saya tp aaya tidak bisa berkonsentrasi. Frekuensi menangis meningkat. Skrg tiada hari yg sy lewati tanpa menangis.

Setiap kali berusaha mengerjakan tugas kampus saya hanya teringat masa lalu dan menangis lg. Sy sadar itu tdk ada gunanya, but I could not control my own thoughts.

Sy membicarakan hal ini pd orgtua saya, tp sy merasa tdk direspon dg baik shg sy pun tidak ingin berbicara dg mereka, krn akan menyakitkan satu sm lain.

Sy meragukan diri saya sendiri, apakah saya hanya lari dari kenyataan atau mungkin saya jatuh dalam godaan setan, seperti yg orgtua saya bilang, ditambah dg kurangnya kuakitas dan kuantitas ibadah yg sy jalani.

Reply

Leave a Reply to Shadow Beta Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *